Selasa, 03 Januari 2012

CINTA DHARMA BHAKTIKU PADA IBU

CINTA    DHARMA BHAKTIKU  PADA IBU… Oh Ibu… Oh Ibundaku
 Do’a2 dan Ridhomu yang ku harapkan selalu..
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a berkata: Telah datang seorang laki-laki kepada Rasulullah saw lalu bertanya: “Siapakah manusia yang paling berhak untuk aku layani dengan sebaik mungkin?” Rasulullah saw bersabda: “Ibumu.” Orang itu bertanya lagi: “Kemudian siapa?” Rasulullah saw bersabda: “Kemudian ibumu.” Orang itu terus bertanya: “Kemudian siapa?” Rasulullah saw bersabda: “Kemudian ibumu.” Orang itu terus bertanya: “Kemudian siapa?” Rasulullah saw bersabda: “Kemudian ayahmu.”

Diriwayatkan dalam Adabul Mufrad oleh Imam Bukhari bahwa Abu Hurairah Ra itu kalau mau pergi, dan ia bangunkan rumah khusus untuk ibunya disebelah rumahnya. Kalau ia mau keluar rumah pasti salam dulu di pintu rumah ibunya “Assalamu’alaikum wahai ibunda", kalau belum dijawab Abu Hurairah tidak akan bergerak dari pintu rumah ibunya, berdiri tegak sampai ibunya menjawab diijinkan pergi, kalau tidak beliau radhiyallahhuanhum tetap berdiri di depan pintu ibunya. Pulang tidak masuk rumahnya sebelum lagi berdiri dipintu rumah ibunya mengucap salam kepada ibunya. Demikian hebatnya para sahabat radhiyallahhuanhum mewarisi kemuliaan ini.

berbakti kepada orangtua pahalanya melebihi jihad, sebagaimana riwayat Shahih Bukhari, Rasul Saw ditanya “amal apa yang paling afdhal?", Rasul Saw menjawab “sholat pada waktunya", yang kedua adalah "bakti kepada orangtua", dan yang ketiga baru "jihad fisabilillah".

Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari bahwa ketika salah seorang pemuda datang kepada Rasul Saw “ya Rasulullah aku ingin ikut hijrah bersamamu” , maka Rasul Saw menjawab “apakah kau memiliki ayah bunda?" maka ia menjawab “punya yaa Rasulullah", "bagaimana kau tinggalkan ayah bundamu mereka ridho?" Maka ia menjawab “aku tinggalkan mereka berdua itu dan menangis", maksudnya tidak ridho berat meninggalkan anaknya. Rasul saw menjawab "sekarang kembali kau".

Rasul Saw tahu, ini ayah bundanya cinta pada anaknya, tidak mau kulepas dan tidak mau berpisah dengan anaknya, anaknya ini pahlawan jihad, maka Rasul Saw menjadikan dua masalah ini bersatu, anaknya diperintahkan kembali, “kembali kau pada ibumu, bakti kau pada ayah ibumu, sebagaimana kau buat mereka menangis, sekarang kau harus buat mereka tersenyum dan dalam perbuatanmu itu pahala jihad”. Kau ingin pahala jihad? kembali bakti pada ayah bundamu, buat mereka tersenyum itu pahala jihad, jadi membuat ayahbunda tersenyum itu mendapat pahala jihad.


Jangan lupakan ayahbunda kita, puaskan jiwa kita untuk bakti pada ayah bunda kita bisa dengan harta dan bukan hanya dengan harta bisa dengan akhlak dan budi pekerti sehingga berkata Sayyidina Abdullah bin Umar Ra diriwayatkan oleh Imam Bukhari didalam kitabnya Adabul Mufrad, ketika datang seseorang yang sudah banyak berbuat dosa, mengadu kepada Abdullah bin Umar ra karena Rasul Saw telah wafat, Abdullah bin Umar bertanya “apakah engkau mempunyai ibu?”, sudah wafat “punya ayah?”, sudah wafat. Ya sudah kalau begitu banyak istighfar saja, banyak beramal sholeh. Ketika orang itu pergi, orang yang disebelah Abdulllah bin Umar bertanya “ya ibn umar kenapa engkau tadi bertanya apa ada ibunya, ada ayahnya?”, hubungannya apa antara ayah dan ibunya dengan orang itu?.

Abdullah bin Umar berkata “aku tidak temukan satu penawar dosa yang lebih daripada menyenangkan hati ayahdan bunda”, itulah penawar dosa yang paling dahsyat. Itulah yang memadamkan kemurkaan Allah Swt.

.....................................................................

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada Ibu - Bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. [QS. Al-Isra`: 23]
………………………………………………………………..

 Al Ahsan Al Qodiry Bin Aly Ash Shiddiqie…”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar