Kamis, 12 Januari 2012

Kerjasama Menurut Islam

Untuk menjadi bangsa yang luhur, kita harus menanamkan nilai-nilai luhur dari bangsa kita sendiri. Kekayaan budaya, suku, bahasa, ras dan agama menjadikan Bhineka Tunggal Ika (biarpun berbeda tetapi tetap satu Indonesiaku) harus selalu dijunjung diatas segalanya. Telah banyak darah tumpah tuk membela sang saka merah putih dan menyatukan keanekaragaman budaya, suku, bahasa, ras dan agama tersebut demi tercapainya kemerdekaan Indonesia tercinta. Kerukunan sejatinya adalah modal dasar manusia sebagai makhluk sosial yang selalu ingin berkelompok. Sebab, kerukunan merupakan media untuk mengumpulkan energi positif. Energi positif inilah yang sangat diperlakukan untuk membangun kehidupan sosial kea rah yang lebih baik, dalam bentuk pembangunan. Bayangkan saja bila kerukunan tak dibentuk, energi positif akan terus berbenturan dengan energi negatif, yang berakibat mundurnya proses pembangunan bangsa.
Selain kerukunan, hal lain yang tak boleh diabaikan adalah masalah kekompakan. Sebab, rukun, tak selalu kompak. “Manusia bisa saja rukun, meski berbeda pendapat, namun kekompakan membutuhkan kesamaan pendapat, visi, sampai bagaimana memulai dan mengakhiri pekerjaan,”
Ada enam thobi’at luhur sebagai bagian dari akhlakul karimah yang harus dimiliki orang yang beriman untuk dijadikan sikap hidup (karakter) yang harus dikedepankan ketika melakukan kehidupan bersama, maupun sebagai watak pribadi yang mewarnai kehidupan sehari-hari. Dari enam thobi’at luhur itu tiga diantaranya merupakan thobi’at atau perilaku yang harus diwujudkan dalam kehidupan bersama yaitu rukun, kompak dan kerja sama yang baik. Sedangkan tiga yang lainnya merupakan watak atau thobi’at yang harus dimiliki dan diamalkan oleh tiap-tiap pribadi orang beriman yaitu jujur, amanah dan mujhid muzhid.

1. Rukun

Sewaktu Nabi Adam AS diturunkan ke dunia, Allah telah menyebutkan bahwa anak cucu Adam nanti akan bermusuhan satu sama lain. Adalah Allah yang memberikan nikmat terhadap sebagian anak cucu Adam untuk dirukunkan hatinya, dihidupkan dalam kehidupan bersama dalam nuansa persaudaraan seiring dengan keimanan atau hidayah. Allah berfirman :

 وَاذْكُرُوْا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَآءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَنًا …الأية * سورة ال عمران اية ١٠٣

Dan ingatlah nikmat Allah kepada kalian, ketika kalian bermusuhan, kemudian Allah menyatukan hati kalian sehingga kalian menjadi bersaudara sebab nikmat-Nya… (QS. Ali Imron : 103).
Kerukunan yang diberikan Allah kepada orang beriman adalah kerukunan lahir dan batin. Sedangkan orang-orang yang tidak beriman apabila terjadi kerukunan hanya lahirnya saja, yaitu karena sama-sama mempunyai kepentingan yang menurut kalkulasi mereka perlu kebersamaan untuk mewujudkannya. Sedang dalam hati mereka saling curiga, saling dengki, ingin lebih untung daripada yang lain, dsb.Rukun adalah suatu sifat atau thobi’at orang beriman yang tidak mempunyai uneg-uneg, prasangka buruk, dengki, iri hati kepada sesamanya. Saling mengasihi serta bantu-membantu dalam kebaikan, tolong menolong, kuat memperkuat, saling mendoakan yang baik dan bersikap ramah terhadap sesama. Firman Allah dalam Al Qur’an : 

وَأَطِيْعُوا اللهَ وَرَسُوْلَهُ وَلاَ تَنَازَعُوْا فَتَفْشَلُوْا وَتَذْهَبَ رِيْحُكُمْ وَاصْبِرُوْآ إِنَّ اللهَ مَعَ الصَّابِرِيْنَ * سورة الأنفال ٤٦

Dan thoatlah kalian kepada Allah dan Rosul-Nya dan janganlah kalian berselisih (tidak rukun) maka kalian menjadi gentar (takut) dan hilanglah kekuatan kalian, dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS. Al Anfaal : 46)

2. Kompak

Kompak adalah bersama-sama melakukan kegiatan ibadah dengan giat, senang, seia sekata. Lazimnya kompak akan berhasil diwujudkan bila didukung dengan rukun terlebih dahulu. Dalam suasana tidak rukun sulit kiranya dilakukan kegiatan bersama. Namun demikian keadaan tidak kompak juga bisa terjadi karena terdapat persepsi yang berbeda mengenai kegiatan tersebut. Untuk mengatasi hal ini perlu penjelasan yang sejelas-jelasnya dan lebih terperinci terutama yang menyangkut operasionalnya guna meniadakan hal-hal yang dapat menimbulkan multi tafsir. Allah berfirman :

إِنَّ اللهَ يُحِبُّ الَّذِيْنَ فِى سَبِيْلِهِ صَفاًّ كَأَنَّهُمْ بُنْياَنٌ مَّرْصُوْصٌ * سورة الصف

Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berjuang di jalan-Nya dengan berbaris bagaikan bangunan yang tersusun kokoh (QS. As Shof : 4)
Sehubungan dengan kemampuan sesorang tidak sama, maka diperlukan praktek kekompakan guna membangun solidaritas atau kesetiakawanan terhadap sesama. Seperti kalau ada yang sakit sama-sama dibesuk, kalau ada yang meninggal sama-sama dilayat. Semua itu merupakan kegiatan yang menunjukkan kekompakan.

3. Kerja Sama yang Baik

Kerja sama yang baik adalah sikap orang beriman yang saling peduli, saling mendukung, saling melancarkan, tidak jegal-menjegal, tidak jatuh-menjatuhkan, tidak rugi-merugikan dan tidak saling memfitnah. Kerja sama yang baik juga mengandung arti kerja sama dalam hal kebaikan yang sama-sama dikerjakan dengan baik untuk mendapatkan kebaikan bersama. Firman Allah SWT :

وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلاَ تَعَاوَنُوْا عَلَى اْلإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ … الأية * سورة المائدة

Dan tolong menolonglah kalian atas kebaikan dan ketaqwaan, dan janganlah tolong menolong atas dosa dan permusuhan… (QS. Al Maidah : 2)
Demikian pula kerja sama yang baik bukan sekedar yang penting sama-sama bekerja, akan tetapi ada pembagian tugas sesuai dengan bidang keahlian masing-masing. Tidak memberi tugas kepada yang bukan ahlinya, sehingga diharapkan mendapat hasil yang optimal.

4. Jujur

Jujur adalah sikap orang iman yang apabila berkata benar, tidak dusta, tidak menipu. Jujur atau shiddiq adalah salah satu sifat kenabian di samping amanah, tabligh dan fathonah. Berbahagialah orang yang dikaruniai watak jujur karena hidupnya akan tenteram dan damai karena sikapnya yang polos, tidak dibuat-buat, tidak ada kepalsuan, tidak ada dusta, tidak menipu sehingga tidak ada beban karena khawatir terbongkarnya sesuatu yang disembunyikan dalam dirinya. Sesungguhnya ketika seseorang tidak jujur, sebenarnya dia telah menciptakan perang dalam hati nuraninya sendiri.

5. Amanah

Amanah adalah sikap pribadi orang beriman yang artinya bisa dipercaya dan menjaga kepercayaan, tidak khianat dan menyampaikan hak kepada yang berhak menerimanya. Amanah juga merupakan sifat kenabian, bahkan Nabi Muhammad SAW sebelum menjadi nabi telah mendapat gelar Al-Amin (orang yang dapat dipercaya). Firman Allah SWT :

إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّو اْلأَمَاناتِ إِلىَ أَهْلِهَا … الأية * سورة النساء ٨٥ 

Sesungguhnya Allah memerintah kepada kalian untuk menyampaikan amanat-amanat kepada ahlinya (yang berhak menerima). (QS. An Nisaa’ : 58)

يَآ أَيُّهَاالَّذِيْنَ أَمَنُوْا لاَتَخُوْنُوا اللهَ وَالرَّسُوْلَ وَتَخُوْنُوْا أَمَانَاتِكُمْ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ * سورة الأنفال

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengkhianati Allah dan Rosul dan janganlah mengkhianati amanat-amanat (yang dipercayakan) kalian, sedang kalian mengetahui. (QS. Al Anfaal : 27) 

6. Mujhid Muzhid

Seseorang dapat dikatakan hidupnya mujhid apabila dalam kehidupan sehari-hari kerjanya giat, semangat dan cukup sesuai dengan jenis kerja tersebut. Seseorang dikatakan muzhid apabila kehidupan sehari-harinya mengatur penghasilan dengan hidup hemat, tidak boros dan dapat mengukur kemampuannya. Ada dua cara yang lazim bagi seseorang agar terpenuhi kebutuhannya yaitu menambah penghasilan atau mengurangi pengeluaran. Bila kedua cara itu ditempuh sekaligus bersama-sama maka artinya ia sedang praktek mujhid muzhid. Sabda Rosulullah SAW :

قَدْ أَفْلَحَ الْمُزْهِدُ الْمُجْهِدُ * رواه أحمد

Sungguh beruntung orang yang tirakat (hidup hemat) dan mempersungguh (bekerja giat) (HR. Ahmad)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar